Tes kolesterol adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur kadar lemak dalam darah. Hal ini penting dilakukan sebab kadar kolesterol yang tidak terkontrol dapat memicu berbagai penyakit, seperti hipertensi, penyakit jantung, atau stroke.
Kolesterol sebenarnya adalah salah satu jenis lemak yang baik bagi tubuh, mulai dari membentuk sel tubuh yang sehat hingga memproduksi sejumlah hormon. Namun, bila kadarnya terlalu tinggi dalam tubuh, kolesterol dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.
Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga dan memantau kadar kolesterol dalam tubuh dan salah satunya adalah melalui pemeriksaan kolesterol secara rutin.
Apa Saja yang Diukur Saat Tes Kolesterol?
Tes kolesterol dilakukan untuk mengukur kadar dari empat jenis lemak dalam darah, yaitu:
1. Kolesterol baik (high density lipoprotein/HDL)
HDL dikenal sebagai kolesterol baik karena membantu tubuh mengeluarkan kolesterol jahat dari dalam darah dan mencegah penumpukan lemak di pembuluh darah. Kadar HDL yang ideal adalah 40 mg/dL. Bila kadar HDL terlalu rendah, risiko terkena penyakit jantung pun dapat meningkat.
2. Kolesterol jahat (low density lipoprotein/LDL)
Berbeda dengan HDL, kolesterol jahat atau LDL bisa menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah. Batas toleransi tubuh terhadap kolesterol jahat adalah 100–129 mg/dL. Jika melebihi batas tersebut, Anda berisiko mengalami pembentukan plak di pembuluh darah atau aterosklerosis dan penyakit jantung.
3. Trigliserida
Sama seperti LDL, kadar trigeliserida yang terlalu tinggi di dalam darah juga bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Kadar trigliserida dapat dikatakan tinggi bila lebih dari 150 mg/dL.
4. Kolesterol total
Kolesterol total adalah jumlah keseluruhan kolesterol di dalam darah, yaitu HDL, LDL, dan trigliserida. Kadar kolesterol total yang tergolong normal adalah kurang dari 200 mg/dL. Angka ini umumnya tidak berbeda jauh pada pria maupun wanita.
Selain memperhatikan hasil pemeriksaan kolesterol, nilai kadar kolesterol normal dan satuan pemeriksaan dapat sedikit berbeda di setiap laboratorium. Oleh karena itu, bila ditemukan hasil yang tidak normal sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Bagaimana Prosedur Tes Kolesterol Dilakukan?
Tes kolesterol dilakukan menggunakan sampel darah. Dokter akan menyarankan Anda berpuasa sejak malam sebelum pemeriksaan, yaitu 9–12 jam sebelum pengambilan darah dilakukan. Sampel darah akan diambil pada keesokan harinya dan kadar kolesterol akan diukur di laboratorium.
Dokter juga akan mencatat berat badan Anda, pola makan, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit, misalnya kolesterol tinggi, diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Pemeriksaan kolesterol disarankan untuk mulai dilakukan sejak Anda berusia 20 tahun, terlebih bagi Anda yang merokok, menderita obesitas, dan memiliki riwayat kolesterol tinggi dalam keluarga.
Namun, bila Anda tidak merokok dan tidak memiliki kondisi-kondisi tersebut, tes kolesterol dapat mulai dilakukan sejak usia 35 tahun. Untuk waktu pemeriksaan berikutnya, Anda dapat menyesuaikannya dengan anjuran dokter.
Tes kolesterol secara berkala sesuai anjuran dokter dapat membantu Anda mengontrol kadar kolesterol dalam darah. Meski tidak memiliki masalah kesehatan khusus, Anda tetap dianjurkan untuk melakukan tes kolesterol setidaknya 5 tahun sekali.
Agar kadar kolesterol tetap terkendali, Anda disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, mulai dari mengurangi makanan berlemak, berhenti merokok, menghindari minuman beralkohol, serta rutin berolahraga.
Jika hasil tes kolesterol menunjukkan kadar kolesterol Anda tidak normal, lakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, baik berupa saran terkait perubahan pola hidup maupun pemberian obat-obatan guna mengendalikan kadar kolesterol.
No Responses